top of page

Para partisipan yang di undang pertama adalah mereka yang pernah terlibat dalam ekspedisi sebelumnya. Lantas mereka yang kira-kira menarik praktek berkeseniannya. Sebagian besar dipilih berdasarkan dugaan atas kemampuan berbagi, serta rekomendasi teman. Beberapa dipilih karena perbedaan latar belakang, entah melalui disiplin yang berbeda, maupun tanpa kejelasan disiplin tertentu, otodidak maupun akademis. Melalui proses selama 4 bulan terakhir, terdapat banyak calon partisipan yang batal hadir, dikarenakan waktu maupun
projek lain yang tak bisa di kesampingkan, ataupun gagal mendapatkan sponsor untuk tiket. Partisipan luar Indonesia diutamakan bagi mereka yang berada di Asia (terutama Tenggara), karena kini kita semua bisa berada dalam satu ruang dengan sangat mudah (terutama akses informasi), namun tetap sangat sulit mendapatkan informasi perkembangan terkini (terutama pelaku di Asia); entah dikarenakan faktor ekonomi. Kalau toh kita mendapatkan informasi, lebih banyak berupa foto maupun video, pertemuan fisikal/langsung tetap menjadi penting sebagai sarana berbagi, berinteraksi tanpa jeda via satelit.

 


Para partisipan Expedition Camp 2018 adalah: Aziz Amri, Ceej Gomera, Edi Bonetski, Ella Wijt, Entri Sumantri, FJ. Kunthing, Jewel A Rob, Kurt Peterson, Mohamad Haryo Hutomo, Nguyen Dinh Phuong, Putri Wartawati, Ridwan Rau Rau, Shaker Nisrin Toontoon, Syifa Koesomo, Syska La Veggie, Thing-Yung Chang.

Aziz Amri

IMG_7682.JPG

Aziz Amri (l.1994, Jakarta) karya-karya secara intensif menggabungkan seni rupa dan elemen seni pertunjukan. Kekhawatirannya secara konsisten dikomunikasikan melalui bahasa unik yang mencakup keseimbangan estetika dan kekhususan lainnya. Aziz meraih gelar Master of Design jurusan media interaktif dari Institut Teknologi Bandung (2017). Kini, ia mempraktekkan seni penuh waktu dan ikut mengelola Sepersepuluh, ruang yang fokus pada seni performans di
Jakarta.

Ceej Gomera

Ceej Gomera yang berbasis di Manila melalui seni performatif adalah salah satu dari Le5ist Soup Kitchens yang menjembatani pengalaman perdukunan dan metafora eterik. Sebagai mahasiswa fisika yang bergabung dengan aksi protes di universitas, dia bergaul dengan aktor teater dan aktivis dari universitas negeri. Persahabatan ini membuka jalan bagi penciptaan Artistang Radikal Para Sa Teatrong Eksperimental (ARTE), sebuah kolek+f yang dimaksudkan untuk menarik perhatian publik untuk menantang norma-norma sosial dan adat istiadat. Bertujuan untuk mendorong diskusi dan mempertanyakan masalah-masalah sosial, senjata pilihannya dengan pertunjukan yang acak, gerilya di ruang-ruang teater non-tradisional. Untuk merebut kembali ruang publik sebagai forum, mereka membuat kepenontonan-insta, tidak hanya di lingkungan universitas, tetapi juga di ruang kelas, jalan-jalan kota, taman, dan pasar.

IMG_7683.PNG

Edi Bonetski

IMG_7684.PNG

Edi Bonetski lahir di Rumah bersalin Budi Kemuliaan Jakarta, 2 oktober 1971. Tinggal di ciledug Kota Tangerang Provinsi Banten Republik Indonesia..musisi, pentafsir bunyi, pentafsir visual, murid pembelajar.. adalah aktivis seni publik di Tangerang sejak tengah 90an. Mendirikan berbagai komunitas, serta menjelajahi berbagai lokasi bersejarah di Tangerang. Karya lukisnya telah hadir di berbagai pameran diIndonesia, serta masih kerap perform di jalanan.

Ella Wijt

Ella Wijt (l. Jakarta 1990) mulai membuat karya seni pada 1993, dan secara aktif menunjukkan karya di acara-acara publik sejak 2005. Dia pernah dua kali pameran tunggal (2007 dan 2008) di Museum Nasional Indonesia. Dia belajar di Nanyang Academy of Fine Arts (NAFA) – Singapura, dan di School of the Art Institute of Chicago – SAIC (lulus 2015) dan kembali bekerja di rumahnya, Jakarta sejak 2017. Pekerjaannya bergerak di antara memori dan kemungkinan. Ini adalah jembatan, cabang dan tangga, dari sana dia memproyeksikan dirinya ke luar, menerangi bentuk hal-hal interior. Di studio dia mungkin mempertanyakan, meragukan, dan menjadi; melalui proses intuitif yang merupakan percakapan terbuka. Seni adalah medium di mana dia berdoa, dan residu dari doa itu adalah citra keperempuanannya.

IMG_7685.jpg

Entri Sumantri

IMG_7686.JPG

Entri somantri adalah seorang performers artist dan pengajar di SMAN 1 Cisolok, Sukabumi. Lulusan Pendidikan Seni rupa UPI, Bandung. Tahun 2008. Entri adalah anggota koloni hitam, juga mendirikan komunitas kampung ganesha, sebagai perluasan pola berkarya dengan sasaran siswa dan masyarakat pasirkoet, cisolok Sukabumi, Jawa Barat.

​

Fj Kunting

FJ Kunting (l.1982) adalah seniman yang aktif terlibat dalam berbagai kegiatan seni di Yogyakarta. Berkarya performance sejak tengah 2000an, mengadakan beberapa festival dikampusnya Universitas Negri Yogyakarta. Pernah mengikuti Kolkata Internasional Performance Art Festival di India (2017). Terakhir dia berpameran di Performance Orchestrator, Intersection Galery, Singapore. Visual is his interpretation of the concept of subjectivity X objectivity. Bagaimana subyek (dalam hal ini manusia, penduduk suatu negara) menjadi objek. Bagaimana ribuan kepala penduduk menjadi satu kursi sempurna yang ditempati oleh perwakilan penduduk.

IMG_7687.JPG

Jewel A Rob

IMG_7688.jpg

Jewel A Rob (l. Dhaka, 27 September) adalah seniman visual multidisipliner dari Bangladesh. Dia menyelesaikan B.F.A & M.F.A jurusan gambar dan lukis dari Fakultas Seni Murni D.U. Dengan filosofi realisme magis dia bekerja pada berbagai masalah berbasis komunitas seperti Genosida, Dialog, Urban Life, Native Mythologies. Jewel pernah mengikuti pameran 16th, 17th Asian Art Biennale Bangladesh termasuk 19th & 20th Young Art Exhibition dan 21st & 22th National Art Exhibition, Era dll. Berbagai karyanya ada juga di "Pixelation 3", ERROR "& Prantike_Prakritojon" oleh BriXo Art Trust, kamp Crack International Art, dan pertunjukan workshop seni "Explore The Body" oleh Samdani Art Foundation 2015, KIPAF16, NPAF17, AIR di ruang seni HH, Goa & Imago Mundi's Golden Bengal series, Pekan Seni Performance Foundation dll. Baru-baru ini dia berpartisipasi dengan proyek solonya di Venice International Performance Art Week, dan EE di Nepal. Dia adalah pendiri Background Art Collec+ve.

Kurt D Peterson

Kurt David Peterson adalah seniman bunyi dan pertunjukan, tinggal di Jakarta. Dia berasal dari Nebraska, AS, tanah yang memodifikasi jagung secara genetika, dan orang-orang yang berbicara lambat dan rendah. Karyanya bergerak di sekitar tema-tema agama, sirkus, doa, mitologi, ingatan, dan persepsi. Dia suka membuat karya di situs tertentu, dan tidak pernah ada dua karya yang sama. Dia suka menemukan akustik tersembunyi pada ruang, keindahan tersembunyi dan keanehan lalu memberinya kehidupan. Dia suka improvisasi dan interaktivitas dengan seniman dan spektator, memungkinkan yang tak terduga untuk memasuki dunia kita.

IMG_7689.jpg

M Haryo Hutomo

IMG_7690.JPG

Mohamad Haryo Hutomo (l. Jakarta, 1990) tinggal dan bekerja secara nomadis, lulus dari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta, Indonesia. Seorang seniman yang bekerja secara interdisipliner dalam menyampaikan gagasan sosial dan artistik. Menyukai performance sebagai studi praktik yang terkait dengan ritus keseharian, tidak lebih dari itu. Haryo tidak mengeksplorasi media seni tertentu secara mendalam, baginya yang terpenting adalah bagaimana seni sebagai media dapat beririsan dengan konteksnya, gagasan-ruang-waktu-publik. Pekerjaan secara individual dan event yang Haryo organisir adalah cara kerja interpretatif yang spesifik dan terkait dengan sosio-historis atas prinsip; upaya melibatkan seni dengan praksis kehidupan dan ketidakpeduliannya terhadap otonomi seni. Haryo mengeksplorasi interaksi kehidupan dengan seni dalam cara-cara yang praktis, mencoba untuk tidak merefleksikan dampak yang luar biasa dari seni. Baginya juga, yang terpenting adalah seni dapat menciptakan sekenario dengan cara-cara alternatif dalam bernegosiasi dengan lingkunganya.

Nguyen Dinh Phuong

Nguyen Dinh Phuong (l. Moc Chau, 1989) lulus dari Vietnam University of Fine arts (2016). Phuong dikenal karena durasi performance-nya yang panjang dan konsisten. Pada 2012 - 2013 ia tinggal di tenda dan terus bergerak di berbagai lokasi di dalam kota dan ke margin lain. Selama eksperimen ini, ia bertemu banyak orang dari tunawisma lain, pedagang, polisi; dan memiliki cerita menarik dengan mereka. Dia pindah ke kampung halamannya yang berada di daerah pegunungan di Vietnam Timur Laut setelah studinya, dan terus bereksperimen dengan berbagai ruang dan tubuhnya. Pada 2017 ia melakukan serangkaian pertunjukan di daerah pedesaan, mempertanyakan gerakan tubuhnya dalam kaitannya dengan perubahan persepsi spasial, dan pemahaman, dan pembuatan dunia.

IMG_7691.jpg

Sharker Nasrin Toontoon

IMG_7694.JPG

Sharker Nasrin Toontoon lulus dari MFA di Sculpture (2015) Fakultas Seni Murn, University of Dhaka. Tujuannya adalah untuk melibatkan gairah, keterampilan, dan pengalamannya sebagai seorang seniman. Selain aktif melakukan performance art, ia juga mengadakan beberapa lokakarya, mengajar, dan memamerkan karya-karyanya. Dia pernah menjadi bagian dari pameran bersama "Feel In Things (Action Required)" (2017) di Akademi Bangladesh Shiplakala. Dia juga akan bergabung dengan International art camp residency of Tytsjerk 2018 di Belanda.

Dwi Syifa C D Koesomo

Dwi Syifa Cahyani Danu Koesoemo (l. Tangerang 1993) tinggal dan hidup di Tangerang. Lulus dari Bina Sarana Informatika jurusan Broadcasting (2016). Dia mengajar tari di SDIT Darul Huda dan Semanggi Centre. Dia juga seorang vokalis cokek di Gambang Cromong di Dinas Budaya dan Pariwisata kota Tangerang.

IMG_7695.jpg

Syska La Veggie

IMG_7696.JPG

Syska La Veggie (l.1989) seorang visual artist asal Surabaya. Lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi-Almamater Wartawan Surabaya (STIKOSA-AWS) jurusan Broadcasting (2016). Kini kuliah kembali sebagai mahasiswa jurusan Seni Murni di Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya. Aktif dalam beberapa komunitas, seperti Teater Lingkar, Komunitas Orang Penggemar Indie film (KOPI), dan Laboratorium Performance Art Surabaya (LABPAS). Beberapa kali berkarya dalam bentuk performance art dan teaterikal, pementasan teater, film, pameran seni rupa, dan sastra. Selain itu aktif dalam berbagai kegiatan seni, juga menjadi tim Art Department khususnya Make Up Artist dalam beberapa kegiatan seperti film, compro, iklan, photo shoot dan teater

Chang Ting-Yung

Chang Ting-Yung (l.1986) tinggal dan bekerja di Tainan, Taiwan. Karya seninya selalu membuat ilusi yang tidak bisa dicapai menjadi kenyataan. Itu selalu hilang. Dia bergabung dengan City Island vs Lonely Island — performance art festival, Singapura (2016). Juga 2nd Return to the island of south—performance art festival, Hualien, Taiwan (2017).

unnamed.jpg
bottom of page