Penyelenggara Expedition Camp 2018 adalah Yayasan Semangat Berbagi, dengan Putri Wartawati sebagai artistik direktur, Ferial Afiff sebagai kurator, dan Ridwan Rau rau sebagai konsultan. Pada dasarnya kami semua merencanakan, mengerjakan, dan meramu segala kebutuhan untuk Expedisi ini. Tim Yayasan Semangat Berbagi mengerjakan seluruh kebutuhan pengorganisasian lapangan, untuk berlangsungnya seluruh kegiatan ini. Sementara Putri Wartawati adalah inisiator pertama kegiatan ini, dialah yang mempertemukan kami semua; lebih lanjut Putri berfokus pada penentuan lokasi, menyalonkan para partisipan, serta terlibat aktif dalam pembentukan alur keseluruhan bentuk kegiatan ini. Ferial Afiff menyambut inisiasi Putri dan mengerjakan pemilihan para partisipan, memfinalisasi bentuk keseluruhan kegiatan, serta menjadi fasilitator utama bagi para partisipan selama kegiatan berlangsung. Ridwan Rau-rau sebagai konsultan menjadi sosok yang senantiasa kami ajak berdiskusi, Rau-rau banyak memberi masukan serta usul dan saran dalam berbagai sektor, terutama susunan para partisipan.
Yayasan Semangat Berbagi
Awalnya Yayasan Semangat Berbagi (Semanggi) adalah sebuah gerakan individu tiap pendirinya. Dalam menterjemahkan makna berbagi, yang selama ini terbatasi oleh sekat-sekat ekonomi, intelektual, kedudukan serta sekat lainnya, sehingga niatan berbagi setiap orang menjadi tertunda. Saat ini Semanggi adalah salah satu organisasi yang berkonsentrasi dibidang seni budaya, keterampilan serta olahraga. Dalam upayanya membangun pola hidup “ASYIK BERSAMA” dibeberapa daerah bekerja sama dengan banyak komunitas di Indonesia.
SEMANGGI menetapkan misi pergerakannya yaitu untuk bersama membangun pola hidup “ASYIK BERSAMA” dalam kerangka toleransi serta keadilan sosial melalui jalur seni budaya. SEMANGGI akan menjadi gerakan GLOBAL dalam upaya membangun kesadaran bersama bahwa kebersamaan adalah sebuah keniscayaan. Melayani setiap individu dan kelompok yang rentan terhadap pemahaman yang salah mengenai kebersamaan dalam perbedaan, melalui gerakan kesenian, keterampilan, kebudayaan dan olahraga. Hal ini tergambar jelas dari keragaman sumber daya dan pengalaman dari setiap individu di internal kami. Mempromosikan solusi alternatif bagi setiap persoalan keragaman dengan cara-cara yang mudah dipahami dengan menghorma+ kebijakan lokal.
Putri Wartawati
Putri Wartawati adalah seorang koreografer sekaligus performer. Putri lulus dari Universitas Negri Yogyakarta jurusan Seni Tari. Dalam memproduksi karyanya, Putri terbuka untuk kerja lintas disiplin, menggabungkan seni tradisi dan pemikiran termutakhir. Putri juga seorang pengajar tari, dan pernah mengajar di berbagai kota di Indonesia. Putri aktif mengikuti berbagai event performance art, seperti di Sepersepuluh galeri (Jakarta), Expression Expedition (Nepal), Festival Seni Performa Kaliwungu (Kendal). Terakhir dia berkolaborasi bersama Aziz Amri dan Kelvin Atmadibrata, turut serta dalam Bandung Internasional Art Fes+val 4 (Bandung).
Ferial Afiff
Ferial Afiff adalah seniman Indonesia yang proses kekaryaannya tumbuh secara organik lintas metode dan media. Tertarik nyaris kesemua hal, meng-observasi-eksplorasi-eksperimentasi berbagai latar dan tema dari berbagai isu dan situasi. Mengeksplorasi hubungan antara seni dengan kehidupan (sospolbud & lingkungan), hubungan tubuh (manusia) terhadap ruang tertentu, membongkar kemungkinan penggunaan seni (sebagai metode) untuk berinteraksi bersama orang banyak beserta beberapa hal yang mengitarinya. Telah aktif lebih dari 15 tahun secara nasional dan internasional, bekerja tanpa batas beralih-peran sebagai fasilitator/kurator/peneliti/penulis/dll, pernah dijuluki sebagai seniman fleksibel. Terlibat dalam berbagai lokakarya, perkuliahan, menciptakan program, serta menjadi bagian dari Lifepatch.
Ridwan Rau-rau
Ridwan Rau-rau lulusan Universitas Negri Jakarta, fakultas seni. Rau-rau aktif membuat performance art sejak 2003. Hingga kini dia adalah seorang performer independen, menyelenggarakan festival di Jakarta (Festival Padjak), anggota Komunitas Rewind Art. Rau-rau tertarik dengan penjelajahan tubuh dan ruang, dalam kaitannya dengan hal-hal yang bersifat sementara. Seni pertunjukan sebagai media untuk memahami intuisi, dan memberinya kebebasan. Menafsirkan sesuatu dan mengumpulkan mereka ke dalam situasi yang tak terduga, untuk membimbing dan memediasi kehendak jiwa ke tubuh, dan sekitarnya. Rau-rau percaya bahwa terkadang seni pertunjukan dapat berfungsi sebagai terapi, bagi jiwa yang haus, untuk jujur mengikuti intuisi.